Ayo Cermati 6 Cara Ini Agar Keluarga Kondusif di Tengah Pandemi

admin

keluarga

4. Diskusikan Informasi yang Beredar

Penting bagi orang tua untuk mencari tahu informasi apa saja yang sudah diperoleh anak. Banyak informasi salah beredar. Peran orang tua adalah untuk berdiskusi dengan anak untuk meluruskan setiap informasi. Gunakan sumber informasi terpercaya, seperti situs resmi pemerintah, WHO, dan media berita.

Orang tua juga perlu tahu jika anak mengalami perundungan melalui dunia maya. Kehidupan anak yang menjadi serba online meningkatkan potensi anak menjadi korban perundungan dunia maya. “Anak yang menjadi korban tidak seharusnya diharapkan melawan para pelaku, dorong anak untuk bercerita kepada teman atau orang dewasa agar mendapatkan pertolongan dan dukungan.”

5. Mengalihkan Perhatian Untuk Mengatasi Emosi

Terpaksa di rumah membuat anak menjadi mudah bosan, mudah emosian, dan terkadang tantrum. Oleh karena itu, orang tua disarankan untuk membuat permainan atau beraktivitas bersama untuk mengalihkan perhatian anak. Dr. Damour mengaku ia menggunakan makan malam sebagai sarana mempererat hubungan dengan kedua putrinya.

“Kami sepakat membentuk tim makan malam setiap hari. Anggota tim ditukar-tukar, jadi kami selalu bergantian memasak makan malam untuk keluarga,” ungkap Dr. Damour.

Dalam menghadapi penggunaan gadget, tidak ada salahnya untuk memberi kelonggaran bagi anak, tapi tidak berarti lepas kendali. Dr. Damour menyarankan agar orang tua berterus terang, katakana pada anak bahwa kita paham mereka punya banyak waktu luang, tapi mengakses media sosial dan menatap layar terlalu lama tidak baik bagi kesehatan.

6. Cermati Perilaku Kita Sendiri

Usahakan untuk tidak memperlihatkan kecemasan dan rasa takut kita kepada anak.

“Orang tua perlu berusaha sebisa mungkin agar tidak memperlihatkan kecemasan dan terlalu sering mendiskusikan rasa takutnya sendiri di hadapan atau dengan anak. Artinya, orang tua akan perlu menjaga kestabilan emosi, meski sulit terutaa jika intensitas emosi saat itu sedang tinggi. Akan tetapi, ingat bahwa anak mengandalka orang tua mereka untuk mendapat rasa aman dan tenang. Kita harus ingat bahwa pada situasi ini anak ibarat penumpang. Onegemudinya adalahh orang tua. Jadi, meskipun kita merasa gelisah, jangan sampai hal itu mengganggu perasaan aman anak sebagai penumpang,” papar Dr. Damour.

Also Read

Bagikan: